06.13
0
Mari Cintai Produk Dalam Negeri
          Sejak ditandatanganinya perjanjian ASEAN Free Trade Area (AFTA)-Cina pada Januari 2010, Indonesia sudah memasuki fase globalisasi. Persaingan pasar bebas yang tidak mungkin dapat dihindari oleh Indonesia membawa serentetan kekhawatiran akan masa depan perekonomian negara ini.
 
Ketidaksiapan Indonesia menghadapi AFTA-Cina yang merupakan program pasar bebas ini membuat produk-produk dalam negeri Indonesia semakin terpuruk. Banyaknya produk-produk luar negeri yang masuk ke Indonesia, secara perlahan mengubah pola pikir masyarakat terhadap produk-produk dalam negeri.
 
Tidak sedikit masyarakat  Indonesia yang merasa lebih berkelas ketika bisa menggunakan produk terkemuka dunia dan kemudian memamerkannya kepada orang lain. Sri Nuryanti, mahasiswi Universitas Negeri Yogyakarta dalam artikel berjudul “Cinta Produk Dalam Negeri Digemborkan, Kualitas Tak Mencapai Standar” mengatakan, kebiasaan menggunakan produk luar negeri secara terus-menerus bukan saja akan mengubah pola pikir bangsa Indonesia, tapi juga akan mengubah pola budaya bangsa Indonesia.
 
           Ia menambahkan, peranan penting pemerintah juga sangat dibutuhkan dalam memajukan produk-produk dalam negeri sehingga dapat dicintai oleh masyarakat Indonesia sendiri. “Alangkah baiknya pemerintah bukan hanya menuntut masyarakat untuk selalu menggunakan produk dalam negeri melainkan juga melakukan evaluasi-evaluasi terhadap kualitas-kualitas produk yang ada sehingga ke depannya bisa dilakukan langkah-langkah sebagai upaya perbaikan,” tulisnya.
 
          Sementara itu, sarjana Teknologi Industri Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB) Randi Swandaru mengatakan , perlu adanya tindakan-tindakan dari masyarakat khususnya generasi muda dalam menumbuhkan sikap nasionalisme dengan lebih mencintai produk dalam negeri. “Pemuda harus lebih proaktif mengambil langkah untuk membuat perubahan di masyarakat,” katanya.
Langkah-langkah tersebut antara lain mengubah pola pikir masyarakat terhadap produk-produk luar negeri yang dianggap lebih tren dan lebih bergengsi daripada produk dalam negeri.
 
            Padahal menurut Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Kota Bandung, Bulgan Alamin, mencintai produk nasional akan dapat meningkatkan jiwa dan semangat nasionalisme.
“Bangsa yang besar tidak hanya meng­hargai jasa para pahla­wan­­nya tapi juga bang­sa yang bisa meng­har­gai dan men­cintai produksi dalam negerinya,” kata Bulgan seperti dikutip Bandung.go.id.
 
         Selain itu, penggunaan produk dalam negeri secara langsung dapat membangkitkan perekonomian negara serta menghidupkan produsen-produsen lokal dan menyejahterakan para pekerjanya. Sebaliknya menggunakan produk luar negeri justru akan memajukan perekonomian negara lain.
 
          Sementara itu Istri Handayani, aparatur Dinas Perhubungan , Komunikasi, dan Informatika Kota Singkawang, dalam dialog publik “Aku Cinta Produk Indonesia” mengatakan, mencintai produk dalam negeri dengan membeli segala produk Indonesia akan memberikan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Terlebih di wilayah-wilayah yang berbatasan dengan negara lain seperti Malaysia, Singapura, atau Brunei Darussalam.
 
         “Dengan kondisi geografis Kota Singkawang yang berdekatan dengan negara tetangga, tantangan untuk me­wujudkan dan meng­ajak mas­yarakat lebih men­cintai pro­duk da­lam negeri tidak­lah ri­ngan,” kata­nya dilansir situs hubkominfo.singkawangkota.go.id.
Namun demikian, paparnya, kita tidak boleh menyerah. Sebab, membeli produk asing sama saja dengan menyejahterakan masyarakat luar dan sebaliknya tidak menyejahterakan masyarakat Indonesia sendiri. Karena itu kecintaan terhadap produk-produk lokal harus selalu ditumbuhkan dalam setiap diri anak bangsa. (DEVI LUSIANAWATI)

0 komentar:

Posting Komentar